Tak terasa terkenang kembali, bagaimana tetes air mata dengan perasaan haru ketika kita berpisah dengan bulan Ramadan di tahun kemarin. Kini, ia kembali datang ke hadapan kita. Ia membawa bongkahan kemuliaan di tengah ringkihnya dunia yang seolah sudah sesak dengan praktik hidup yang kotor penuh kepalsuan.
Ramadhan setiap tahun, hawa sejuknya seakan selalu menyusup ke kalbu yang khuzu. Menggapai iman insan yang berniat mencuci dekilnya nurani dan berniat menjinakkan jiwa jalang yang terkadang meronta tiada tara.
Andailah segenap bulan adalah Ramadhan, maka akan putihlah segenap hitam yang membuat kusam cakrawala. maka akan bersihlah segenap dekil yang menempel di bumi yang renta. Dan kembali suci segenap najis yang menodai nilai fitri.
Namun....ah, sayang,.... Ramadhan hanya sebulan!, Mukmin bahagia menjemput,... sebaliknya sang munafik jengkel berpekik bersama setan-setan yang mahir mengukir semu indahnya keingkaran.
Kita tidak bisa membayangkan seandainya bulan-bulan yang mewangun tahun dan mewangun abad tidak punya Ramadhan sama sekali. Waktu akan mengalir secara datar dan hampa, tak ada filter waktu yang menyaring sarwa kelalaian manusia, tak ada balance waktu yang mengimbangi bulan-bulan datar yang penuh relativitas hidup, penuh tradisi yang berbasa-basi, penuh tipuan dan kelicikan.
Kita tidak bisa membayangkan andai mental manusia yang semakin dekil dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun, dari abad ke abad, tak dicuci bersih oleh banyu asihnya Ramadhan mulia.
Banyu asih Ramadhan akan mencuci segenap perangkat kesyukuran insan bumi.Palu tempaan pun akan tercuci suci, yang akan menempa akhlak dan watak, yang pada akhirnya akan menjelma ketahanan jiwa dan mental serta daya juang kebenaran akan semakin kokoh tak terlunglaikan oleh kekenyangan materi.
Marhaban ya Ramadhan,... aku rindu kedatanganmu, Sang jiwa sadar merindukan surga yang sebenarnya, surga yang memelodikan kasih abadi.
Read More.......
ketika musim hujan menawarkan basah pada manusia, banyak orang yang harus bingung (termasuk aku) karena atap rumah banyak yang bocor. itu artinya adalah mengalami kesulitan, orang-orang termasuk aku akan berusaha sekuat tenaga untuk menampung bocoran air ketika hujan benar-benar tiba, apalagi hujannya deras. baiklah, setiap orang akan berusaha sekuat otak untuk menemukan jalan keluar dari setiap kesulitan yang datang. pada saat itu pula kadang-kadang keajaiban terjadi karena adanya kejadian tak terduga yang dengan tiba-tiba masalah terselesaikan dengan begitu mudahnya tanpa harus bekerja keras. tetapi bukan itu yang diharap untuk dapat menyelesaikan masalah, karena manusia secara fitrah harus bekerja keras untuk setiap kesulitannya agar terselesaikan. logikanya, tuhan tidak akan selalu memberi keajaiban pada setiap kesulitan, tetapi bukan berarti tuhan tak menyediakan jalan keluar. hanya saja jalan itu harus dicari dan diperoleh. itu juga bukan berarti kita tak boleh meminta atau berharap keajaiban itu datang dan mempermudah dalam menyelesaikan masalah.
Read More.......
duhai arto ing jiwaku
ini ati saben waktu berharap sliramu segera pedduli pada lubuk sepi
dan datang untuk meramaikannya
sebegitu hebatkah keraguan atau takut
yang menahanmu untuk segera iya pada ketulusan ini
ilingo nimas
bibirmu yang indah memintaku untuk menanti
purnama telah datang berulang kali
namun belum jua sliramu hadir
mengajari lidah yang kelu untuk berbicara tentang rindu
lelayang kangen sarat tresno tuhu
sudah kesekian kalinya mengungkap basaning pinutur kang bisu
duh wong ayu
pengademing ati
mreneo
kemari sayang
dengarlah suara penanti
meski parau tak pernah berhenti
bila mungkin ini adalah layang terakhir
aku minta
hadirlah untuk menggenggam tanganku sekali saja
untuk terakhir kali
Read More.......
ning...cobalah mersani celoteh prenjak ketika sore hari karena di situlah syair atiku berkolaborasi
bahkan prenjak-prenjak itu pun tahu
tangan ini sudah digenggam oleh hati yang sepertinya tak mau kehilanganku
dan aku harus menghormati ketulusan
ah mulut ini benar-benar terkunci walau hanya sekedar bertanya kabar
tetapi bukanlah berarti aku tak rindu
tresno ini masih tetap sabagai debaran di jantungku
ning...
bila mungkin nanti telah kau dengar syair prenjak dikala sore
bersedialah untuk hadir memeluk bayangku
agar aku dapat cumbu sliramu di awang-awang
Read More.......
rokokku masih setengahtapi kopi sudah hampir habis
kali ini tetap dingin tapi tak seberapa
karena angin gending datang lebih awal,mungkin karena sudah tak sabar menunggu agustus
pucuk-pucuk padi tarinya agak agresif
temponya tak beraturan
sama sekali tak ada dinamikanya bahkan terkesan gusar.
tiga orang-orangan sawah rupanya mulai resah
karena rentang tangannya tak dapat menghentikan kegusaran padi.
tapi bulan datang sebagai kontra
ianya masih lembut menuturkan dongeng malam
menina bobokan gemintang
sembari bersolek bercermin di tepi kali.
aku berpikir,kalau nanti umurku panjang,dan bumi telah sesak oleh rumah-rumah,bahkan sangking sesaknya
untuk menanam rumput saja sudah tak ada tempat.
akan aku bongkar rumahku untuk kujadikan sawah
akan aku pasangi tiga orang-orangan sawah dan gubuk di tengah-tengahnya.
tapi,
gubuknya tak reot seperti yang ini
ah..kopinya sudah tandas
malas rasanya kalau harus pulang cuma untuk segelas kopi
o iya,
tepat di pinggiran sawahnya akan kubuatkan kali
agar aku bisa mengairi sawahku.
akhirnya ketika padiku berbuah,burung gereja dan pipit bisa bertandang ke sawahku
untuk sarapan pagi bersamaku.
tapi kalau aku tak punya rumah,
lalu rumah siapa yang akan aku jadikan sawah?
mungkin sebaiknya aku segera pulang karena ini sudah jam 11 malam.
Read More.......